Pengertian Migrasi, Migrasi Seumur Hidup - Faktor Faktor Terjadinya Migrasi
Migrasi dalam arti luas ialah perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak ada pembatasan baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya yaitu apakah tindakan itu bersifat sukarela atau terpaksa, serta tidak ada perbedaan antara perpindahan di dalam negeri dan atau ke luar negeri. Pada publikasi ini migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif provinsi (migrasi internal). Batasan waktu migran ditetapkan 6 bulan sejalan dengan konsep tempat tinggal, artinya seorang dikatakan migran jika tinggal ditempat baru atau berniat tinggal ditempat baru paling sedikit 6 bulan lamanya.
Menurut SP 2010
Dari sensus penduduk tahun 2010 didapatkan jumlah penduduk Indonesia sebagai 237.641.334 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2000, yakni 206.264.595 orang, ini adalah sebuah peningkatan sebanyak 31.376.831 orang, (15,37% dalam 10 tahun atau rata-rata 1.54% per tahun). Data sensus menghitung 236.728.379 warga negara Indonesia ( baik menetap atau nomaden) serta 73.217 warga negara asing yang berada di Indonesia selama enam bulan dan 839.730 tidak diketahui keberadaannya.
Migrasi Seumur Hidup
Migrasi seumur hidup mencerminkan keadaan perpindahan yang terjadi sejak lama. Seseorang dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika provinsi tempat lahir berbeda dengan provinsi tempat tinggal sekarang atau tempat tinggalnya saat pencacahan.
Persentase Migran Mmasuk Seumur Hidup di 3 Provinsi
Secara nasional, persentase migran masuk seumur hidup mencapai 11,7 persen, artinya dari 237,6 juta penduduk Indonesia, 27,8 juta diantaranya tinggal di provinsi yang berbeda dengan tempat lahirnya. Persentase migran masuk seumur hidup terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur sebesar 2,5 persen dan tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 47,7 persen (Lampiran Tabel L1). Tabel 1 menyajikan persentase migran masuk tertinggi di tiga provinsi.
Faktor-Faktor Terjadinya Migrasi
BACA JUGA: Karakteristik Bahasa Indonesia
Berikut beberapa faktor-faktor pendorong terjadinya migrasi di daerah asal :
- Makin berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barangbarang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
- Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang menggunakan mesin-mesin.
- Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku di daerah asal.
- Tidak cocok lagi dengan adat, budaya dan kepercayaan di tempat asal.
- Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan karir pribadi.
- Bencana alam, baik banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.
Alasan Atau Penyebab terjadinya Migrasi
- Alasan Politik/ Politis Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.
- Alasan Sosial Kemasyarakatan Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan terpaksa melakukan kegiatan migrasi.
- Alasan Agama atau Kepercayaan Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.
- Alasan Ekonomi Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.
- Alasan lain Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya.
1. Dampak positif migrasi terhadap daerah yang dituju:
- Jumlah tenaga kerja bertambah.
- Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.
2. Dampak negatif terhadap daerah yang dituju:
- Semakin padat jumlah penduduknya.
- Banyak terdapat pemukiman kumuh.
- Lalu lintas jalan semakin padat.
- Lapangan kerja semakin berkurang sehingga banyak dijumpai pengangguran tuna wisma, tuna susila, dan tindak kejahatan.
- Terdapat kesenjangan ekonomi dalam kehidupan di masyarakat.
Usaha Penanggulangannya
Usaha-usaha Pemerintah dalam Menanggulangi Permasalahan Akibat Migrasi Usaha-usaha untuk mengatasi permasalahan akibat migrasi desa-kota antara lain sebagai berikut.
- Membuka lapangan kerja baru di desa melalui kegiatan padat karya.
- Membangun sarana dan prasarana baru di bidang transportasi antardesa.
- Melaksanakan pembangunan regional melalui pembangunan kota-kota satelit di sekitar kota tujuan utama, seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor yang merupakan kota satelit Jakarta.
- Melaksanakan program pembangunan pedesaan dengan mengembangkan potensi desa sehingga penduduk desa tidak perlu lagi meniggalkan desanya untuk mencari pekerjaan.
- Mengadakan �politik kota tertutup�, yaitu larangan keras bagi penduduk yang tidak ber-KTP dan tidak mempunyai penghasilan tetap untuk menetap di kota yang dituju.
- Menggalakkan kegiatan industry kecil/industri rumah tangga di desa.
- Meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara intensifikasi (sapta usaha tani) dan diversifikasi pertanian.
Komentar
Posting Komentar