Pengembangan Kreativitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Inkuiri
Jurnal Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri
Tampak adanya fenomena bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, pembelajaran masih banyak didominasi guru, sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap perintah guru, siswa tidak mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya Jika hal tersebut dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa.
Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan, karena kreativitas memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi.
Salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah melalui implementasi model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani alasannya karena kreativitas bisa berkembang jika tidak ada pengekangan, artinya dalam proses pembelajaran siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan dirinya dan dalam hal ini guru tidak mendominasi pembelajaran, dan banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas.Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana rofil kreativitas siswa sebelum dan sesudah diimplementasikan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani?
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Perlakuan diberikan selama satu semester. Desain penelitian yang digunakan adalah �Pre Test-Post Test�. Instrumen tes untuk mengukur kreativitas menggunakan angket.
Setelah dilakukan penghitungan dan analisis data maka terbukti bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam pendidikan jasmani dapat mengembangkan kreativitas siswa Sekolah Dasar.
A. Latar Belakang Masalah
Masih adanya krisis kepercayaan terhadap kontribusi pendidikan jasmani sebagai suatu bidang studi yang selama ini diyakini cukup handal untuk memupuk perkembangan manusia secara menyeluruh, sungguh merupakan masalah serius yang perlu segera diatasi. Berdasarkan fakta empirik, tampak adanya fenomena bahwa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, masih banyak guru yang mendominasi pembelajaran, sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap apa yang diperintahkan oleh gurunya, siswa tidak mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Jadi dalam hal ini guru lebih mendominasi pembelajaran.
Dalam situs internet http://digilib. itb.ac.id/gdl.php?mod =browse&op=read&id=jbptitbpp- gdl-s2- 1998-caeculia- 1485-mainan&q=Usia, dijelaskan bahwa,
Hasil suatu survei nasional pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa sistim pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang bagi pengembangan kreativitas. Di sekolah yang terutama dilatih adalah ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, ingatan dan kemampuan berpikir logis atau penalaran. Sementara perkembangan ranah afektif (sikap dan perasaan) dan ranah psikomotorik (ketrampilan) serta ranah lainnya kurang diperhatikan dan dikembangkan.
Selain itu menurut Utami Munandar (1992) berdasarkan hasil survey yang dilakukan Indonesian Education Sector Survey Report, dijelaskan bahwa pendidikan di Indonesia menekankan pada keterampilan-keterampilan rutin dan hafalan semata-mata. Anak biasanya tidak didorong mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah atau menunjukkan banyak inisiatif. Jika hal tersebut dibiarkan, artinya apabila siswa terus dikekang oleh guru dalam proses pembelajaran, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan kreativitas siswa. Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan.
Komentar
Posting Komentar