Pengertian, Tarian Tradisional Aceh | Tari Tarek Pukat | Tari Bines

Tari Tarek Pukat, Tari Saman Aceh Tari Saman merupakan warisan dan kekayaan budaya rakyat Aceh yang telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia.

Tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tari an ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.

1. Tari Tarek Pukat
Tari Tarek Pukat Adalah tari tradisional Aceh yang menggambarkan kehidupan nelayan di Provinsi Aceh. Sesuai dengan namanya, tari tarek (tarik) pukat (alat penangkat ikan) menggambarkan aktifitas para nelayan yang menangkap ikan dilaut. Tari Tarek Pukat Aceh ini berasal dari Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh. Sejarahnya tarian ini terinspirasi dari tradisi nelayan. Wajar saja, karena masyarakat Aceh saat itu sebagian besar profesinya adalah seorang nelayan. Saat menangkap ikan, mereka bergotong royong membuat jala dan menangkap ikan bersama-sama, dan hasilnya pun akan dibagi kepada warga sekitar.  Makna dalam tarian ini singkatnya adalah kerja sama dan kebersamaan. Musiknya pun menggunakan alat musik tradisional. Tarian ini biasanya terdiri dari sekitar 7 orang penari wanita. Dengan kostum busana tradisional khas Aceh, mereka membawa seuntai jala dipinggangnya, hingga akhirnya, dengan gerakan ke kanan dan kekiri, masing-masing tali akan dikaitkan pada teman sebelahnya, lalu dilepas, dan dililitkan lagi, hingga pada endingnya tali itu akan berbentuk jala.

2. Tari Ula-ula Lembing
Tari Ula-Ula Lembing Adalah tari tradisional dari Aceh atau tepatnya Kabupaten Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh 12 orang atau lebih berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tarian ini harus dibawakan dengan penjiwaan yang lincah dan ceria. Kesan pertama ketika kita mendengarkan lagu latar tarian ini, kita seperti mendengarkan lagu Arab. Bentuk kerudung penarinya pun ada yang berbeda-beda, ada yang menggerai seperti jilbab, ada juga yang seperti ciput. Mungkin ada alasan agar terlihat keaneka ragaman bentuk kerudung. Namun bila diliat vidio yang lain, ternyata kerudungnya serupa. Pastilah ada alasan tersendiri. Tari ini salah satu tarian yang langka wancana, beberapa sumber lain sangat singkat dan padat penjelasan tentang tarian ini. Usut punya usut, ternyata tarian ini hampir dan bahkan pudar termakan zaman, padahal tarian ini adalah tarian yang bernuansa bahagia. Dulu, digunakan untuk ritual adat dan acara pernikahan.

3. Tari Ratok Dueh Aceh
Tarian Ratoh Duek Adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ratoh berasal dari bahasa Arab berarti Rateb/ ratip yang mengandung makna melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT dan Nabi melalui syair yang di iramakan/di nyanyikan, Duek adalah duduk. Jadi Ratoh Duek adalah kegiatan kesenian yang mengandung makan ibadah dan di lakukan secara duduk. 

Dalam perkembangan dan penampilannya tari tradisional aceh Ratoh Duek ini gerakannya hampir mirip dengan tari saman yang saat ini sangat popular di kalangan masyarakat, generasi muda dan pencipta senitari di luar aceh. Tari Ratoh Duek yang jumlah penarinya harus genap, sedangkan tari saman harus ganjil. Ratoh Duek menggunakan tarian adat tradisional Aceh dan berbahasa Aceh, beda dengan tari saman yang menggunakan bahasa Gayo. Alat musik ratoh duek pun menggunakan rebana.

4. Tari Bines
Tari Bines Adalah berasal dari Kabupaten Gayo Lues. Biasanya ditarikan oleh sekelompok perempuan. Jumlah penari Bines diharuskan berjumlah genap, entah 10, 12 atau berapapun (tidak ada ketentuan jumlah).
iri khas dari tarian ini ditarikan dari gerakan lambat sampai gerakan cepat hingga akhirnya berhenti serentak. Hampir mirip dengan tarian saman. Disebutnya saja, bagian dari tari saman. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Tarian tradisional Bines ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya.

Gimana sobat, apakah ada salah satu dari 8 tarian diatas yang pernah sobat praktekan?? Masih banyak tarian tradisional daerah aceh lainnya. Berhubung saya suka sama angka delapan jadi yang saya bahas cuma 8 (hehe). Sekian dan salam blogger !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi WhatsApp Tidak Bisa Dibuka di Android

Makalah Kenakalan Remaja di Sekolah - Contoh Makalah Tentang Kenakalan Remaja

Kamus Bahasa Hokkien | Percakapan Sehari Hari Menggunakan Bahasa Hokkien