Pengertian, Tarian Tradisional Aceh | Tari Tarek Pukat | Tari Bines
Tari Tarek Pukat, Tari Saman Aceh Tari Saman merupakan warisan dan kekayaan budaya rakyat Aceh yang telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia.
Tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tari an ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.
Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit.
1. Tari Tarek Pukat

2. Tari Ula-ula Lembing

3. Tari Ratok Dueh Aceh
Tarian Ratoh Duek Adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ratoh berasal dari bahasa Arab berarti Rateb/ ratip yang mengandung makna melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT dan Nabi melalui syair yang di iramakan/di nyanyikan, Duek adalah duduk. Jadi Ratoh Duek adalah kegiatan kesenian yang mengandung makan ibadah dan di lakukan secara duduk.
Dalam perkembangan dan penampilannya tari tradisional aceh Ratoh Duek ini gerakannya hampir mirip dengan tari saman yang saat ini sangat popular di kalangan masyarakat, generasi muda dan pencipta senitari di luar aceh. Tari Ratoh Duek yang jumlah penarinya harus genap, sedangkan tari saman harus ganjil. Ratoh Duek menggunakan tarian adat tradisional Aceh dan berbahasa Aceh, beda dengan tari saman yang menggunakan bahasa Gayo. Alat musik ratoh duek pun menggunakan rebana.
4. Tari Bines

iri khas dari tarian ini ditarikan dari gerakan lambat sampai gerakan cepat hingga akhirnya berhenti serentak. Hampir mirip dengan tarian saman. Disebutnya saja, bagian dari tari saman. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Tarian tradisional Bines ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya.
Gimana sobat, apakah ada salah satu dari 8 tarian diatas yang pernah sobat praktekan?? Masih banyak tarian tradisional daerah aceh lainnya. Berhubung saya suka sama angka delapan jadi yang saya bahas cuma 8 (hehe). Sekian dan salam blogger !
Komentar
Posting Komentar